Point-Point Kesadaran Sejati

Kesadaran disini adalah kesadaran yang sesungguhnya, yang sebenarnya dan yang sejatinya manusia, yang memiliki derajat sebagai mahluk terunggul, teristimewa dan termulya di kehidupan bumi alam ini,  bukan sekedar kesadaran dari sesuatu yang memabukkan, atau bangun dari terlelap tidur  atau kesadaran dari jatuh pingsan,

Tapi benar-benar suatu kesadaran karena melihat, mengetahui, memahami, meyakini dan merasakan sendiri bahwa potensi kekuatan dan kekuasaan manusia yang sesungguhnya memang maha luar biasa dahsyat,

Untuk bisa meraih kesadaran universal atau kesadaran Alam Semesta ini, tentunya kita perlu mengetahui, melihat, mendengar, mempelajari, mengkaji, memahami, dan merasakan sendiri adanya potensi kekuatan dan kekuasaan yang luar biasa tersebut, sehingga kita pun bisa mengaplikasikan atau mendaya gunakan potensi yang luar biasa tersebut dalam hidup dan kehidupan kita setiap saat.

Potensi Jatidiri Sejati Manusia yang maha luar biasa yang akan kami sampaikan disini adalah hasil olah bathin, olah rasa, olah rasio, olah napas, olah meditasi dan olah raga yang  dilakukan selama bertahun-tahun sebagai suatu pencerahan atau cahaya petunjuk kesadaran murni/sejati atau kesadaran universal .

Potensi kekuatan dan kekuasaan yang maha luar biasa tersebut adalah :

1. Sebagai seorang khalifah atau Wakil dari Tuhan Sang Pencipta dan Sang Pemilik Kehidupan Bumi Alam Semesta Raya ini.

Betapa manusia adalah wujud mahluk yang termulya dan teristimewa jika dibandingkan dengan mahluk -mahluk lainnya di kehidupan bumi alam semesta raya ini, sehingga manusia seharusnya benar-benar mampu mewakili kehebatan dan kedahsyatan (kemahaan), kewenangan dan kekuasaan  dari Tuhan Sang Pemilik Kehidupan Bumi Alam ini.

Namun dalam kenyataan yang terjadi, mayoritas masyarakat hanya bisa merengek, menghiba, mengharap dan memohon kehidupan surga kepada Tuhan Pemilik Kehidupan yang telah menganugerahkan pada manusia berupa potensi kekuatan dan kekuasaan yang maha luar biasa dahsyat. Disini seharusnya manusia bisa mandiri bahkan mampu mewakili Kepemilikan, Kewenangan dan Kekuasaan Tuhan Sang Pemilik Kehidupan Alam Semesta Raya ini, bukan malah memperbudak Tuhannya dengan berbagai permohonan.

2. Kesadaran Berada di taman kehidupan surga yang kekal abadi.

Artinya kita benar-benar mengetahui, melihat, mendengar, memahami dan merasakan bahwa kita semua manusia sedang berada di taman kehidupan surga yang kekal abadi,

Dimana seluruh (kebutuhan, keinginan, harapan, cita-cita dan yang menjadi doa setiap manusia), seluruhnya ada tersedia dan tersaji di kehidupan bumi alam ini, sehingga manusia tinggal mengolah, mengelola, mengatur dan mengendalikan nya agar bisa menjadi fasilitas kenikmatan bersama.

Bahwa di bumi alam ini telah tersedia Dan tersaji berbagai fasilitas kenikmatan hidup yang maha luas tak terbatas, baik yang ada di dimensi kehidupan alam lahir, di dimensi alam cahaya, di dimensi kehidupan alam bathin, dan dimensi -dimensi surga alam lainnya yang ada di kehidupan bumi alam semesta raya ini.

Artinya bahwa surga akhirat yang selama ini fatamorgana (karena masih bersifat maha misteri) pun ada di kehidupan saat sekarang ini, di bumi alam semesta jagat raya ini.

3. Kesadaran memiliki sudut pandang, paradigma dan keyakinan yang sejati. Selama ini banyak sudut pandang, paradigma dan keyakinan masyarakat yang salah dan keliru dalam melihat, memahami, meyakini dan menyikapi dirinya, alam ini dan Tuhannya.

Akibat kesalahan dan kekeliruan tersebut, manusia pun mengalami kerugian dan kehancuran diri nya.

Misalnya paradigma dan keyakinan mayoritas masyarakat dunia selama ini, bahwa kehidupan surga hanya bisa didapatkan setelah manusia meninggal dunia (mati)  bahkan tidak sedikit yang meyakini bahwa surga itu hanya bisa didapatkan setelah terjadi nya kiamat alam semesta.

Sudut pandang, paradigma dan keyakinan tersebut sangat jelas keliru dan merugikan diri manusia itu sendiri, padahal tidak ada yang melarang manusia memiliki paradigma dan keyakinan bahwa surga kekal abadi bisa didapatkan dari saat sekarang ini tanpa harus melewati kematian dan siksa kubur.

4. Kesadaran bahwa manusia adalah wujud jatidiri tuhan yang maha sempurna dibandingkan mahluk-mahluk lainnya yang ada di kehidupan bumi alam ini.

Artinya bahwa di bumi alam ini, tidak ada yang layak untuk  dipertuhankan kecuali mahluk berjatidiri manusia. Karena tidak mungkin kita akan mempertuhankan binatang, tumbuh-tumbuhan, bebatuan, air, api, tanah, angin, awan, cahaya, atau apa pun lainnya, apalagi mempertuhankan  sesuatu yang bersifat misteri, yang diri kita sendiri sama sekali belum pernah mengenalnya.

5. Kesadaran bahwa diri adalah bagian dari energi (nyawa) semesta yang kekal abadi.

Bahwa apa pun yang ada di kehidupan bumi alam semesta jagat raya ini adalah bagian dari nyawa/energi alam semesta yang kekal abadi, yang senantiasa berubah bentuk, termasuk jatidiri manusia yang sesungguhnya kekal abadi, dan hanya jasadnya yang berubah bentuk dan rupa melalui proses kematian.

6. Kesadaran bahwa hidup (jasmani dan rohani) diri adalah amanat yang wajib dijaga, dirawat, dipelihara, dilindungi, diayomi, dan dilestarikan existensi di kehidupan alam ini.  Bukan dibunuh dengan keyakinan yang mewajibkan dirinya  harus mengalami kematian, dengan jasad terkubur di tanah atau dibakar,

7. Kesadaran bahwa diri terkoneksi dengan seluruh titik ordinat Alam Semesta jagat raya,

Bahwa seluruh yang ada di kehidupan Alam Semesta Raya ini adalah merupakan satu kesatuan energi/nyawa yang maha tunggal dan maha Kekal Abadi, sehingga apa pun yang ada di kehidupan Alam Semesta Raya ini terhubung atau terkoneksi secara langsung oleh Energi Semesta ini.

8. Kesadaran bahwa setiap wanita atau perempuan sesungguhnya adalah para bidadari yang cantik jelita, yang senantiasa mendapatkan keperawanannya kembali dan senantiasa awet muda, tidak pernah tua,

9. Kesadaran bahwa hidup ini adalah pengulangan dari kehidupan masa lali, artinya bahwa kita semua yang hidup pada saat ini, sama-sama pernah mengalami  kehidupan yang serupa di masa lalu.

10. Kesadaran bahwa masing-masing diri memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama, yaitu menjaga, merawat dan   melestarikan existensi dirinya dan existensi bumi alam raya ini.

11. Kesadaran bahwa saat ini adalah juga akhirat.

Jika anda merasakan pernah hidup di masa puluhan ribu tahun yang lalu, dan saat ini anda dihidupkan kembali dengan wujud rupa yang berbeda, maka anda akan merasakan pada saat ini adalah saat ini. Atau pada hari kemarin anda pun menyebutnya pada saat ini,

Atau bahkan esok hari, atau kelak pada seribu tahun kedepan, anda akan menyebutnya sebagai saat ini. Jadi, mana yang disebut sebagai akhirat? Tidak ada, kecuali yang ada hanyalah saat ini, saat yang sedang berjalan, Karena hakekatnya tidak ada waktu dan tidak ada ruang, yang ada hanyalah Energi Keabadian.

12. Dan berbagai Kesadaran lainnya yang mengantarkan diri pada kehidupan yang sejati, yaitu di surga yang kekal abadi bersama Tuhan Yang Maha Esa Nan Kuasa.

Poin-poin Kesadaran diatas sebagai pengetahuan dan pemahaman, sebagai acuan atau petunjuk dasar bagi siapa pun yang ingin meraih kesadaran Universal, sebagai syarat untuk meraih kehidupan sejati di taman kehidupan surga kekal abadi bersama Tuhan Pemilik Semesta Alam Jagat Raya.

Silahkan anda lanjutkan membaca postingan berikutnya yang mengupas tuntas poin-poin kesadaran tersebut diatas dengan penjabaran yang lebih rinci, lebih jelas, lebih detil dan  lebih lengkap.

Tinggalkan komentar