Kesadaran Berjatidiri Tuhan Yang Maha Sempurna

Diantara beragam wujud mahluk alam semesta, manusia lah yang paling sempurna, baik dilihat dari wujud rupa dan bentuknya, dari akal pikiran nya, dari perasaan hati nurani nya, dari sifat, karakter, tabiat dan kepribadiannya, dari unsur-unsur alam yang membentuk nya maupun dari nyawa-nyawa yang menyusun jasmani dan rohaninya.

Mari kita kupas lebih dalam lagi Jatidiri Ketuhanan Manusia Yang Maha Sempurna.

Wujud Bentuk Tersempurna

Berdasarkan dari wujud bentuk rupa-Nya, manusia memang sangat Istimewa, sebagai mahluk tercantik/tertampan, terindah, terelok dan tersempurna dibandingkan dengan mahluk lainnya yang ada di kehidupan bumi alam ini.

Karena wujud bentuk manusia memang hasil akhir (proses finishing) dari rangkaian atau rentetan proses evolusi Energi Semesta dalam membentuk wujud Diri-Nya menjadi wujud bentuk mahluk hidup yang terbaik, teristimewa dan tersempurna.

Diawali dari proses evolusi Energi/ruh atau Nyawa Semesta Yang Maha Tunggal, Yang Maha Ada Dengan Sendiri-Nya, Yang Maha Bergerak Bebas,  Bergerak memproses Diri-Nya menjadi wujud Gas Semesta yang berevolusi menjadi molekul air (unsur air)  yang terus bergerak dalam putaran konstan yang menimbulkan gesekan yang menghasilkan panas (unsur api), kemudian dari molekul air dan unsur api tersebut menghasilkan beragam partikel yang rapat, padat dan keras menjadi unsur bumi, kemudian dari pergerakkan 3 unsur alam (air, api, rajah) yang telah terbentuk itu menghasilkan unsur angin.

Dari Energi/nyawa Semesta yang telah memiliki wujud bentuk 4 unsur alam (air, api, tanah dan angin) tersebut, energi terus berevolusi menjadi beragam mikro organisme sel (jasad renik) ,yang terus berevolusi menjadi beragam tumbuh-tumbuhan kecil yang terus berevolusi dan berkembang menjadi tumbuh-tumbuhan yang lebih besar, sangat besar dan paling besar.

Dari jasad-jasad renik tersebut, sebagaian berevolusi menjadi jasad renik dalam bentuk beragam binatang kecil sejenis virus dan bakteri yang terus berevolusi dan berkembang menjadi binatang dengan ukuran lebih besar sampai pada ukuran terbesar.

Beragam binatang dengan ukuran besar ini terus berevolusi menjadi wujud bentuk yang menyerupai bentuk manusia, seperti  (babi, harimau, kera, monyet, dan lain-lainnya) yang terus berevolusi sampai akhirnya terbentuk lah wujud rupa manusia seperti yang ada pada saat sekarang ini, sebagai Proses Finishing dari rentetan proses Energi Semesta Membentuk Jatidiri Tersempurna.

Inti dari process evolusi tersebut adalah untuk menghasilkan wujud dan bentuk Energi Semesta menjadi  Wujud Jatidiri Yang terbaik, terindah, tercantik, tertampan, tercerdas, tercanggih, teristimewa dan tersegala-galanya .

Dan dari wujud mahluk tersempurna  yang bernama manusia ini pun Sang Nyawa Semesta Yang Maha Tunggal ini pun masih terus melakukan proses evolusi membentuk dan mewujudkan Diri-Nya menjadi Wujud, Bentuk dan Rupa Jatidiri Manusia Yang Maha Sempurna dibandingkan dengan manusia-manusia lainnya yang ada di kehidupan bumi Alam Semesta Raya ini.

Jatidiri Manusia Yang Maha Sempurna inilah yang kemudian menjadi central atau Pusat Energi/Nyawa Semesta, yang  menjadi Pusat Kehendak Sang Nyawa Alam Semesta Raya.

Sehingga Kehendak dari Manusia Yang Berjatidiri Sejati Maha Sempurna ini, adalah Kehendak Tertinggi dan Teri’s time WA dari Sang Nyawa Alam Semesta Raya Yang Maha Tunggal,

Dan Manusia Berjatidiri Maha Sempurna ini pun menjadi sumber dari segala sumber energi kehidupan bumi Alam Semesta jagat raya ini. Sehingga Beliau pun disebut sebagai Tuhan Sang Pencipta, Sang Pemilik dan Penguasa Energi Kehidupan bumi Alam Semesta Raya ini .

Dan jatidiri manusia-manusia lainnya memiliki kesempurnaan jatidiri dibawah Beliau-Nya Tuhan Sang Pemilik Segalanya, dimana seluruh rangkaian atau rentetan proses evolusi Energi atau Nyawa Semesta Yang Maha Tunggal dari Proses Awal Evolusi sampai pada proses akhir membentuk Wujud Jatidiri-Nya adalah Kehendak Diri-Nya Sendiri, yaitu Diri Sejati Manusia Yang Berjatidiri Maha Sempurna.

Sehingga tidak ada wujud jatidiri Tuhan Yang Maha Tersempurna kecuali Jatidiri-Sang Pemilik, Pencipta dan Penguasa Kehidupan Bumi Alam Semesta Jagat Raya ini, Yang Bergelar Raja Ganestesa Abadan Abada, Raja Jugul Kalabiuk, Raja Muda Kawasa Adiguna, Gapura Diningrat Panca Dinika.

Akal Pikiran dan Perasaan Tersempurna

Rangkaian proses Evolusi Energi Semesta menjadi wujud bentuk tersempurna diatas, tentunya meliputi proses penyempurnaan akal pikiran dan perasaan-Nya pula, sehingga akal pikiran manusia adalah rangkuman dari rentetan atau rangkaian proses Evolusi Energi Semesta membentuk kesempurnaan akal pikiran dan perasaan-Nya.

Sehingga secerdas-cerdasnya akal pikiran mahluk lainnya yang ada di kehidupan alam bumi ini, baik itu mahluk bathin (seperti Malaikat, Iblis, Syetan, Jin, Siluman, dan lain-lain nya), maupun mahluk lahir/fisik (seperti beragam binatang, dan lain-lain nya), tetaplah kalah dengan kecerdasan akal pikiran manusia, sebab dalam diri manusia pun terdapat beragam sifat mahluk bathin dan mahluk lahir yang ada di kehidupan alam semesta raya ini,  sehingga manusia pun disebut sebagai Raja Bathin (raja Malaikat, raja Iblis, raja Jin, raja Siluman, dan lain-lain).

Begitupun dengan kecerdasan rasa hati (perasaan-Nya), yang juga merupakan hasil akhir dari proses penyempurnaan energi membentuk perasaan hati nurani-Nya. Sehingga tidak ada mahluk lainnya yang mampu menandingi Kecerdasan Rasa dan Perasaan-Nya.

Namun manusia disini dalam tanda petik “yang benar-benar dalam Kesadaran Universal” bukan manusia yang secara umum sedang tidak sadar diri, tertutup kesadarannya oleh berbagai situasi dan kondisi permasalahan kehidupan.

Sifat, Karakter dan Kepribadian Tersempurna 

Jelas bahwa jika manusia adalah hasil akhir dari suatu proses Evolusi Energi Semesta dalam membentuk wujud Jatidiri-Nya  Yang Maha Sempurna, maka otomatis pasti manusia memiliki sifat, karakter, tabiat dan kepribadian yang maha sempurna dibandingkan mahluk mahluk lainnya yang secara proses evolusi memang belum mencapai pada “Level Fnishing”, sangat berbeda dengan manusia yang memang hasil proses finishing. 

Dan realitanya hanya manusia yang memiliki kesempurnaan sifat, karakter dan kepribadiannya paling sempurna baik dari sisi positif maupun negatif.

Dari level sebagai mahluk terkeji, terkejam, terendah dan terbiadab sampai ke level sifat, karakter dan kepribadian-Nya sebagai mahluk terhormat, terlembut, tertinggi, teragung, termulya, paling beradab, dan tersempurna, semuanya dimiliki oleh manusia. 

Kesempurnaan Unsur Alam Yang Membentuk Manusia.

Seluruh unsur alam lahir maupun Batin yang ada di alam semesta raya   ini, Ada di dalam diri manusia sehingga manusia dikatakan sebagai manifestasi dari Alam Semesta Raya Dan manifestasi dari Tuhan Yang Maha Sempurna .

Bahkan unsur-unsur alam yang membentuk jatidiri manusia adalah dari unsur yang memiliki level, nilai dan kualitas terbaik dan teristimewa dibandingkan mahluk-mahluk lainnya yang ada di kehidupan bumi alam ini.

Karena unsur alam yang menyusun dan membemtuk jiwa raga manusia telah melalui rentetan  proses seleksi alam yang sangat panjang dalam proses Evolusi Energi Semesta dalam mewujudkan Diri-Nya menjadi Wujud Bentuk Jatidiri Yang Maha Sempurna.

Nyawa Alam Tersempurna

Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa Jatidiri Manusia adalah hasil akhir (proses finishing) dari rentetan Proses Evolusi Energi Semesta dalam mewujudkan bentuk Diri-Nya menjadi Wujud Jatidiri Yang Maha Tersegala-Nya.

Maka secara otomatis, nyawa-nyawa yang membentuk dan menyusun jiwa raga manusia pun adalah Nyawa Yang Maha Sempurna dalam segala hal, baik kesempurnaan dalam persepsi negatif yang secara umum dianggap paling rendah, paling keji, paling hina, paling rendah dan persepsi negatif lainnya, maupun kesempurnaan dalam persepsi positif yang secara umum dianggap sebagai mahluk yang teringgul, terbaik, teristimewa, teragung dan termulya.

Sehingga Jatidiri Sejati Manusia itu memang membawa potensi kekuatan dan kekuasaan sebagai mahluk yang maha tersegalanya, maha menciptakan segala hal, maha mengatur dan maha mengendalikan energi kehidupan bumi alam semesta raya ini, maha mengolah dan mengelola energi alam ini untuk berbagai keperluan dan fasilitas kehidupan bersama.

Jika kemudian manusia menjadi merasakan lemah tak berdaya, merasakan tidak bisa apa-apa, merasa diri bukanlah siapa-siapa, dan merasa diri tidak punya apa-apa, maka itu bukanlah diri anda yang sebenarnya, itu adalah nafsu dan ego diri anda sendiri yang hanya menganggap dan merasakan dirinya hanyalah seonggok tulang dan daging yang sewaktu waktu bisa menjadi bangkai yang membusuk.

Anda tidak melihat dan tidak memahami bagaimana potensi kekuatan dan kekuasaan jiwa anda yang sebenarnya.

Oleh karena itu, kita semua sangat perlu untuk bangun dan bangkit dari tidur panjang, kita semua sangat butuh kesadaran dari mimpi buruk yang sangat panjang.

Ya benar, diri anda yang merasa lemah tak berdaya dan tidak bisa apa-apa adalah diri anda yang berada di alam mimpi yang sangat buruk, bukan diri anda yang sebenarnya.

Tingkat kesadaran anda sangat menentukan tinggi rendahnya derajat dan martabat anda di hadapan Alam semesta.  Jika kesadaran diri anda hanya menganggap dan merasakan hanyalah seonggok tulang dan daging, maka derajat anda pun hanya sebagai bangkai yang maksimal nya sebagai rabuk penyubur tanah.

Jika kesadaran anda hanyalah sebagai seorang hamba sahaya yang tunduk dan patuh dan hanya mengikuti perintah tuan/majikannya maka disitulah derajat diri anda yang hidup dan kehidupan nya hanyalah pemberian ataupun anugerah dari Tuannya,

Mari  Kami bantu anda untuk bangun, bangkit dan sadar dari mimpi buruk yang sangat panjang. Bagaimana minimalnya derajat anda di kehidupan bumi alam ini?

Jika Sang Nyawa Abadi Yang Maha Tunggal diibaratkan sebagai satu kesatuan organ tubuh manusia yang terdiri dari berbagai organ dalam maupun organ luar tubuh.

Maka tinggi rendahnya derajat itu tergantung pada posisi, kedudukan, fungsi dan peran dari masing-masing organ tersebut. Misalnya kedudukan dan peran dari organ dalam yang bernama jantung, tentu berbeda dengan organ tubuh yang bernama (ginjal, liver, paru-paru dan organ tubuh lainnya.

Organ-organ tubuh tersebut berada pada posisi, kedudukan, peran dan fungsinya masing-masing, namun organ-organ tubuh tersebut bergerak dan bekerja sama mewujudkan satu kesatuan gerak yang kompak dan serempak, dalam komando gerak dari akal pikiran dan perasaan hati nurani.

Tidak ada dari berbagai organ tubuh yang ada yang tidak berfungsi bagi tubuh, walaupun hanya sehelai rambut yang ada di dalam hidung, tetaplah memiliki fungsi dan peran yang penting, walaupun tidak sepenting fungsi dan peran jantung, liver, ginjal, mata, telinga, atau organ tubuh lainnya yang lebih penting dari rambut hidung.

Jadi tinggi rendahnya derajat seorang manusia itu tergantung dari seberapa penting atau vitalna nya orang tersebut dalam kehidupan Alam ini, seperti halnya peran organ tubuh, walaupun seluruh organ tubuh itu memiliki fungsi dan peran yang penting,

Namun ada beberapa dari organ tubuh yang memiliki peran dan fungsi lebih penting, sangat penting Dan paling penting dimana operasionalnya Dari organ tubuh lainnya bisa dikatakan  bergantung pada organ tubuh yang memiliki peran dan fungsi yang paling penting tersebut.

Organ tubuh yang paling penting itu Misalnya otak, dimana kinerja nyawa-nyawa yang ada di berbagai organ tubuh baik organ dalam maupun organ luar tubuh manusia itu mengikuti komando otak,

Namun apakah tanpa adanya organ otak ini, atau organ otak ini benar-benar non fungsi (rusak para) , manusia masih bisa bertahan hidup?

Ternyata manusia masih bisa berttahan hidup tanpa peran organ otak, walaupun geraknya mungkin menjadi sama sekali tidak stabil.  Bagaimana jika organ jantung tidak ada, apakah manusia bisa hidup? Ternyata tanpa jantung manusia masih bisa bertahan hidup dalam kurun waktu yang lama. Dan ternyata organ tubuh vital lainnya jika tidak ada (non fungsi) manusia masih bisa bertahan hidup.

Jadi kelangsungan hidup manusia itu sebenarnya sama sekali tidak bergantung pada organ-organ tubuhnya itu, karena organ-organ tersebut hanya merupakan sarana dan fasilitas kehidupan manusia.

Sementara kelangsungan hidup manusia itu sendiri sangat bergantung hanya pada Sang Nyawa Abadi Yang Maha Menghidupkan dan Maha Melangsungkan Kehidupan. Karena Dia lah Sang Sumber Energi/Nyawa Kehidupan Yang Maha Kekal Abadi.

Atas dasar itu manusia sebenarnya tinggal membangkitkan keyakinan nya pada kekuatan dan kekuasaan Sang Nyawa Abadi yang ada pada dirinya, agar keyakinan tersebut benar-benar kuat dan kokoh .

 

 

 

Tinggalkan komentar